Minggu, 10 April 2016

HAKIKAT MEMBACA DAN PROSES MEMBACA



MAKALAH

HAKIKAT DAN PROSES MEMBACA




Hasil gambar untuk unipa surabaya



Dosen :

Dr.Retno Danu Rusmawati,M.Pd.

Disusunoleh:

Mohammad Nizar Fachrudin  (27)

Habibi Triyantama Bahtiar      (23)



PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA

2016/2017





KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena pertolongannya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hakikat dan Proses membaca”.Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjannya,tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Diharapkanpembacadapatmemahamilebihdalamtentang “Hakikatdan Proses membaca” sehinggadapatmemaksimalkan proses belajarmengajardanpembacadiharapdapatmenginterpretasiapa yang adadidalammakalahini.
Taklupasaya juga mengucapkanterimakasih yang takterhinggakepadaIbuDr.Retno Danu Rusmawati,M.Pd.selakudosenpembimbing kami di matakuliahMembaca.Dari beliaulahsayabisamendapatkanilmubarudanbisamenyelesaikantugasini.
Kiranyamakalahinibisadijadikanacuan/wawasanbagisemuamahasiswa. Mohonmaafapabiladalampembuatanmakalahinimasihterdapatkekurangan untuk itu kami mohon kritik dan sarannya agar makalahinibisatersusunlebihbaiklagi.






DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................................ i
Daftar isi......................................................................................................................... ii
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Hakikat Membaca....................................................................................................... 2
2. Pengertian dan Proses Membaca................................................................................ 2
BAB III penutup
3. Kesimpulan................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 8



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Membaca penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca.
            Membaca merupakan tonggak belajar yang akan berlangsung seumur hidup. Karena itu, boleh jadi keterampilan membaca adalah kunci sukses  dalam pendidikan dan kehidupan yang lebih luas.
     Kemampuan membaca tidak muncul dengan sendirinya pada diri kita.Kemampuan itu dibentuk melaui latihan. Dibutuhkan cara yang tepat untuk kegiatan belajar membaca. Diperlukan stimulasi yang tepat agar mampu menangkap pesan-pesan atau  tujuan dari membaca itu sendiri.

B.    Rumusan Masalah
       1. Apa yang dimaksud dengan hakikat membaca?
       2. Apa saja proses membaca?

C.    Tujuan Penulisan
        1.Untuk mengetahui hakikat membaca
        2.Untuk mengetahui proses membaca


BAB II
PEMBAHASAN


1.       Hakikat membaca
       Membaca merupakan aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk tulisan. Membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbol-simbol sehingga merangsang otak untuk melakukan olah fikir  memahami makna yang  terkandung dalam rangkaian simbol-simbol tersebut.
            Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.(H.G Taringan, 1985:7).
Dengan demikian membaca merupakan kegiatan yang penting bagi seseorang yang ingin meningkatkan diri untuk  memperluas wawasannya.

2.      Pengertian dan Proses membaca
Pengertian dan Proses Membaca Apa yang dimaksud dengan membaca? Jawaban atas pertanyaan tersebut akan sangat luas dan beragam, bergantung dari sudut mana kita hendak meninjaunya. Para pakar hingga saat ini umumnya masih memberikan batasan yang berbeda-beda. Seperti diakui oleh William (1984:2), hingga saat ini menurutnya para pakar masih bersilang pendapat dalam memberikan definisi membaca yang benar-benar akurat. Meskipun demikian menurutnya ada satu yang disepakati oleh seluruh pakar ihwal membaca, yakni bahwasannya unsur yang harus ada dalamsetiap kegiatan membaca yakni pemahaman (understanding). Sebab kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca. Anderson (1972:209) secara singkat dan sederhana mencoba mendefinisikan embaca sebagai proses kegiatan mencocokan huruf atau melafalkan lambing-lambang bahasa tulis atau reading is a recording and decoding process. Tetapkah pengertian membaca seperti itu? Jawabannya bisa ya bisa juga tidak. Bagi Budi yang masih duduk dikelas 1 SD misalnya, pengertian membaca semacam itu sudah bisa dikatakan tepat. Alasannya karena ketika dia melakukankegiatan membaca dia hanya terbtas mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang- lambang bahasa tulis yang dilihatnya; dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi frasa, kalimat dan seterusnya.
Perkara apakah dirinya mengerti atau tidak arti atau makna dari seluruh rangkaian lambang-lambang bahasa tulis tersebut tidak begitu menjadi persoalan benar. Kegiatan membaca semacam itu tentunya merupakan level yang paling rendah. Selain itu pengertian tersebut mengisyaratkan seakan-akan proses membaca merupakan proses yang pasif belaka. Bagi anak-anak SD kelas 2 keatas pengertian membaca sebagaimana disebutkan oleh Anderson di atas tentunya sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Sebab tuntutan pada level mereka ketika mereka melakukan kegiatan proses membaca adalah pemahaman. Atau dengan perkataan lain saat mereka harus dapat memahami maksud atau tujuan arti lambang-lambang bunyi bahasa tulis yang dibacanya. Oleh karena itu Finnochiaro dan Bonomo (1973:119) mencoba mendefinisikan membaca sebagai proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or witten material). Kedua jenis kegiatan membaca tersebut oleh para pakar membaca umumnya digolongkan sebagai kegiatan membaca literal. Artinya, pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak jelas) dalam bacaan atau informasi yang ada dalam baris-baris bacaan (reading the lines). Pembuka tidak lagi menangkap makna yang lebih dalam lagi yaitu makna di balik baris-baris tersebut. Membaca semacam ini masih mencerminkan sebagai kegiatan yang pasif.  Pengertian membaca yang sebagaimana diaktakan oleh Finnochiaro dan Banomo di atas untuk anak-anak SLTP ke atas tampaknya sudah tidak tepat lagi. Mengapa demikian? Jawabannya karena bagi mereka ketika membaca bukan hanya dituntut untuk memahami informasi-informasi yang tersurat saja tapi juga yang tersirat. Atau sebagaimana dikatakan oleh Goodman (1967:127) bahwa ketika seseorang membaca bukan hanya sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna.
Oleh karena itu membaca dapat kita definisikan sebagai kegiatan memetik makna atau pengertian bukan hanya dari deretan kata yang tersurat saja (reading the lines), melainkan juga makna yang terdapat di antara baris (reading between the lines), bahkan juga makna yang terdapat dibalik deretan baris tersebut (reading beyond the lines). Dalam kajian membaca jenis membaca semacam ini digolongkan kedalam membaca kritis serta membaca kreatif. Selain itu dalam prosesnya kegiatan membaca ini juga tidak lagi pasif melainkan sebagai proses yang aktif.
Membaca sebagai suatu proses psikologis Yang dimaksud dengan membaca sebagai proses psikologis yakni bahwasannya kesiapan dan kemampuan membaca seseorang itu dipengaruhi serta berkaitan erat dengan faktor-faktor yang bersifat psikis seperti motivasi, minat, latar belakang sosial ekonomi, serta oleh tingkat perkembangan dirinya, seperti intelegensi dan usia mental (mental age). 
Membaca sebagai proses sensoris Membaca itu pada awalnya merupakan proses sensoris, yakni dimulai dari melihat (bagi mereka yang matanya normal) atau meraba (bagi mereka yang tuna netra). Stimulus masuk lewat indera penglihatan, mata. Pada tingkat awal anak-anak menunjukkan kemampuan yang secara umum sekali disebut membaca. Para saat permulaan itu anak mulai sadar bahwa tanda lambang-lambang tersebut itu dirangkai-rangkaikan maka akan tersusunlah suatu pembicaraan. Kapankah anak-anak telah memiliki kesiapan penglihatan untuk memulai membaca buku? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya anak mempunyai kesiapan penglihatan untuk membaca pada usia 5-6 tahun. Pada usia tersebut anak dianggap telah memiliki kompetensi koordinasi binakular, persepsi yang dalam pemfokusan pengaturan dan pengubahan perasaan secara bebas. Akan tetapi pada usia tersebut karena anak merupakan pribadi-pribadi dengan pola kepribadian yang berbeda dalam pertumbuhan dan perkemvanannya kita harus memiliki pengetahuan-pengetahuan yang layak tentang hal-hal yang pantas diperhatikan.
Membaca sebagai proses perceptual Proses perceptual dalam membaca mempunyai kaitan yang erat dengan proses sensoris. Oleh karena itu Anda harus waspada untuk tidak mempertukarkannya. Seperti halnya dalam proses sensoris, secara umum persepsi dimulai dari melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan meraba. Namun demikian dalam proses membaca cukup hanya memperhatikan kedua hal yang pertama, yakni melihat dan mendengar. Vernon (!962) memberikan penjelasan bahwa proses perceptual dalam membaca itu terdiri atas empat bagian:
1)      kesadaran akan rangsangan visual;
2)      kesadaran akan persamaan pokok untuk mengadakan klasifikasi umum kata-kata;
3)      klasifikasi lambing-lambang visual untuk kata-kata yang ada di dalam kelas yang umum
4)      identifikasi kata-kata yang dilakukan dengan jalan menyebutkannya. 



BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN:
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan serta minat membaca seseorang.Namun secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni
Faktor-faktor yang bersifat intrinsic (yang berasal dalam pembaca). Faktor-faktor intrinsic antara lain meliputi kepemilikan kompentensi bahasa, minat, motivasi, dan kemampuan membacanya.
Faktor-faktor ekstrinsik dibagi menjadi dua kategori, yakni unsur-unsur yang berasal dari dalam teks bacaan (keterbacaan dan organisasi teks), dan kedua, unsur-unsur yang berasal dari lingkungan (fasilitas, guru, model pengajaran dan lain-lain).


Nama Tokoh
Definisi
Goodman (1967:127)
membaca bukan hanya sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna.
H.G Taringan, 1985:7
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Bonomo (1973:119)
membaca sebagai proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or witten material).
Anderson (1972:209)
membaca sebagai proses kegiatan mencocokan huruf atau melafalkan lambing-lambang bahasa tulis
 William
kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca.






DAFTAR PUSTAKA


Adi susilo, Taufik. 2011. Belajar Calistung Itu Asyik.Yogyakarta. PT. Buku Kita
Leonhardt, Mary. 1999. 99 Cara menjadikan Anak Anda Keranjingan Membaca. Bandung. Kaifa
Nurhadi, Drs. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Malang. Sinar Baru algensindo
Puji santoso, dkk.2009.Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas terbuka.
Wardhani, I Gak, dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas terbuka.
www. Republika.co.id
http://s-surya62.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dan-tujuan-membaca.html